Kamis, 27 Mei 2010

TAFSIR AYAT-AYAT DA`WAH

Q.S. AS-SAJDAH: 16
Oleh: Ady Margono
۞ MUQODDIMAH SURAT
تَتَجَافَىٰ جُنُوبُهُمْ عَنِ الْمَضَاجِعِ يَدْعُونَ رَبَّهُمْ خَوْفًا وَطَمَعًا وَمِمَّا رَزَقْنَاهُمْ يُنْفِقُونَ [٣٢:١٦]
“Lambung mereka jauh dari tempat tidurnya dan mereka selalu berdoa kepada Rabbnya dengan penuh rasa takut dan harap, serta mereka menafkahkan apa apa rezki yang kami berikan”
a. Nama lain Surat
Surat as-Sajdah mempunyai beberapa nama. Yang pertama, dinamakannya surat as-sajdah karena kalimat as-sajdah terdapat pada ayat yang ke 15, dengan alasan bahwa orang-orang yang beriman kepada Allah itu apabila diperintahkan kepada mereka ayat-ayat Allah mereka akan tersungkur sujud dan mengucapkan tasbih, sambil memuji kepada Allah dan mereka tidak sombong. Kemudian Yang kedua, Surat as-sajdah ini dinamakan juga dengan suroh al-madhoji`,dengan dalil تتجافي جنوبهم عن المضاجع , kemudian yang ketiga suroh sajadatu luqman dengan dalil surat sajdah itu terletak setelah surat luqman, dan yang terakhir ke empat yaitu surat al-manjiyah dengan alasan ada seorang laki-laki ketika itu disuruh untuk membaca ayat akan tetapi yang ia baca tidak sesuai dengan apa yang diperintahkannya dan membacanya banyak kesalahan.
b. Pokok-Pokok Pembahasan Dalam Surat
Pokok-pokok kandungan surat as-sajdah;
۩ Menjelaskan masalah keimanan,
Yang menyatakan bahwasannya Nabi Muhammad Saw itu banar-benar seorang Rosul dan menjelaskan bahwa kepada musyrikin makkah belum pernah diutus seorang Rosulpun sebelumnya: dan menegaskan bahwa Allah Swt adalah yang menguasai alam semesta dan Allah jugalah yang mengatur dengan aturan yang sempurna dan menyatakan bahwasannya hari kebangkitan benar-benar akan terjadi.
۩ Menjelaskan masalah hukum-hukum
Anjuran melakukan sholat malam (tahajud, witir).
۩ Menjelaskan masalah kejadian manusia di alam rahim dan fase-fase yang dilaluinya sampai ia menjadi manusia, menjelasan bagaimana keadaan orang-orang mukmin di dunia dan nikmat serta pahala-pahala yang disiapkan oleh Allah bagi mereka di akherat dan kehinaan yang menimpa orang-orang kafir.

c. Hubungan Surat Sebelum Dan Sesudahnya
• Hubungan surat as-Sajdah dengan surat sebelumnya(surat luqman)
a. Kedua surat ini sama-sama menerangkan dalil-dalil dan bukti-bukti keesaan Allah swt,
b. Kemudian surat luqman menjelaskan keingkaran orang-orang musyrik terhadap Al-qur`an, sedangkan didalam suratas-sajadah menjelaskan secara tegas bahwa al-Qur`an itu sungguh-sungguh diturunkan oleh Allah.
c. Didalam surat luqman ayat yang ke 34 disebutkan ada lima hal yang ghoib dan hanya Allah saja yang mengetahuinya, sedang dalam surat as-sajadah Allah menerangkan dengan sangat luas hal-hal yang berhubungan dengan yang ghoib.

• Hubungan surat as-Sajdah dengan surat sesudahnya (al-Ahzab)
Didalam surat as-sajdah diakhiori dengan perintah Nabi Muhammad saw kepada orang-orang mukmin supaya jangan menghiraukan orang-orang kafir itu hendaklah ditunggusaja siksaan yang akan menimpa mereka. sedangkan didalam surat al-ahzab dimulai dengan perintah Nabi Muhammad saw supaya orang-orang mukmin supaya bertaqwa dan jangan mengikuti orang-orang kafir dan munafiq
d. Jumlah Ayat, Waktu Dan Tempat Turunnya
Jumlah ayat yang terdapat dalam surat as-sajdah yaitu 30 ayat, 680 kalimat serta 1518 huruf. Surat as-sajdah ini turun secara mutlak di makkah. Menurut riwayat yang lain surat ini turun setelah surat al-mukmin. Ibnu Abbas meriwayatkan bahwasanya ada pengecualian tiga ayat yang diturunkan di madinah. Akan tetapi yang meriwayatkan hadits ini dho`if. Diantara tiga ayat tersebut adalah, ayat yang ke 15,16 dan 17.
۞ PEMBAHASAN AYAT

a. Asbabun Nuzul
Dalam suatu riwayat dikemukakan, ketika bilal dan para sahabat Rosulullah saw duduk-duduk dimasjid, ada sahabat-sahabat lainya yang sholat sunat sesudah maghrib sampai isya. Dengan demikian ayat ini menggambarkan perbuatan orang-orang yang terpuji. Didalam riwayat yang lain dikemukakan bahwa ayat ini turun berkenaan dengan para sahabat yang menunggu sholat al-`atamah (yaitu sholat isya` yang dilakukan di akhir malam).

b. Hubungan Ayat Sebelum Dan Sesudahnya
Didalam ayat yang ke-16 ini Allah swt menjelaskan tentang bagaimana para sahabat Rosulullah saw itu melaksanakan ibadah dengan khusyu` dan berdo`a dengan rasa takut dan harapan. Sampai-sampai lambung mereka tidak menempel dengan tempat tidur yang menunjukan lambungnya tidak mungkin tenang berada diatasnya.
Menurut Mughiroh bin syu`bah beliau menggambarkan bagaimana Rosulullah saw melaksanakan ibadah sholat malam sampai kedua telapak kakinya pecah-pecah. padahal Allah swt telah mengampuni dosa-dosamu yang lalu dan yang akan datang?. “ beliau mmenjawab, “ tidaklah pantas jika akau menjadi hamba yang bersyukur”? Yakni apakah aku tidak boleh bersyukur kepada Allah?
Dengan demikian, bahwasannya Rosulullah saw yang oleh Allah swt telah dijanjikan masuk syurga, tetap melaksanakan ibadah dengan rasa khauf dan raja`, dan ini adalah bentuk rasa syukur Rosulullah saw terhadap nikmat yang Allah berikan terhadap beliau.
Jadi hubungan ayat ini dengan ayat sebelum dan sesudahnya yaitu bagaimana Allah swt itu menggambarkan orang-orang yang beriman itu tunduk dan patuh terhadap peringatan-peringatan Allah swt. Dengan tunduk dan patuhnya mereka orang-orang yang beriman terhadap Allah swt itu menimbulkan berbagai kenikmatan. Diantaranya Allah swt menjanjikan syurga baginya.
۞ Kajian Ayat Secara Mendalam
Kalimat يدعون ربهم خوفا وطمعا yang terdapat di dalam surat as-sajdah ayat ke 16 maksudnya adalah ketika para sahabat itu berdo`a kepada Allah swt, mereka berdo` dengan rasa takut dan harap. karena takut akan adzab dan siksaan Allah , serta berharap akan limpahan rahmat dan karunia-Nya Allah swt . Dalam hal ini ada dua pembahasan;
a. Raja` (harapan)
Raja`(harapan) adalah senangnya hati karena menunggu sesuatu yang akan disukai atau dicintainya. Apa bila tidak disertai dengan usaha sepenuhnya terhadap faktor-faktor disebut ghurur (ketertipuan). Dan menunggu sesuatu yang sudah pasti juga tidak disebut raja` karena hal itu sudah pasti yang telah ditetapkan oleh Allah swt.
Ada tiga faktor yang harus dipenuhi oleh orang yang roja` terhadap sesuatu. Yaitu:
1. Mencintai yang diharapkannya.
2. Takut akan kehilangannya
3. Usaha untuk mendapatkannya.
Raja` yang tidak disertai dengan tiga perkara tersebut diatas hanyalah angan-angan semata. Sedangkan roja` itu bukan angan-angan, begitu pula sebaliknya.
Setiap orang yang ber- roja` (harap) pastilah ia orang yang ber- khauf (takut). Seperti hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hurairoh: “ barang siapa takut pasti akan berjalan semalam suntuk, barang siapa berjalan semalam suntuk tanpa mengenal lelah ia akan sampai di rumah. Ketahuilah perniagaan Allah itu mahal, ketahuilah perniagaan Allah itu mahal”.
b. Khauf (takut)
Takut adalah “cambuk” Allah swt untuk menggiring hamba-hambanya menuju ilmu dan amal agar mereka mendapatkan kedekatan Allah swt.
Kahuf juga diartikan dengan ungkapan derita hati dan kegundahannya terhadap apa yang akan dihadapi. Khauf ini yang mengiktanya dengan bentuk-bentuk ketaatan. Seseorng yang sedikit khaufnya, maka akan terdorong untuk menuju kealpaan dan keberanian untuk melakukan maksiat. Apabila sebaliknya terlalu berlebihan dalam kahauf akan menyebabkan putus asa dan harapan .
• Keutamaan Surat as-Sajdah
Diantara keutamaan surat as-Sajdah adalah;
a. Seperti yang diriwayatkan oleh Abu Hurairoh, bahwasannya nabi saw membaca di waktu fajar pada hari jum`at surat as-Sajdah dan { هَلْ أَتَى عَلَى الإنْسَانِ },
b. Seperti yang diriwayatkan oleh Jabir, bahwasannya Nabi saw tidak tidur sampai beliau membaca surat as-Sajdah { تَبَارَكَ الَّذِي بِيَدِهِ الْمُلْكُ }

• Keutamaan Khauf Dan Raja`
Ada banyak nash-nash yang mejelaskan tentang keutamaan khauf dan raja` Sehingga pertanyaan yang menyatakan apakah khauf lebih utama ataukah raja`? pada dasarnya khauf dan raja` adalaah dua obat yang dapat mengobati hati. Dan keutamaanya itu bergantung kepada penyakit yang ada. Jika yang dominan dalam hati itu penyakit rasa aman dari balasan tipudaya Allah Ta`ala, maka Kahauf jelas lebih utama. Jika yang dominan adalah penyakit putus asa dari rahmat Allah maka raja` adalah yang paling utama. Demikian pula yang dominan adalah kemaksiatannya maka khauf jelas lebih utama. Jadi, bagi orang yang melakukan kemaksiata kepada Allah yang lebih tepat baginya adalah ungkapan khauf. Sedankan bagi orang yang beriman dan bertaqwa kepada Allah, maka yang lebih tepat baginya adalah menyeimbangkan keduanya antara khauf dan raja`. Oleh karena itu dikatakan “ sekiranya khauf dan raja` seorang mukmin itu ditimbang pasti akan seimbang.
Hal yang lebih tepat bagi mayoritas manusia dizaman sekarang ini adalah khauf, asalkan tidak sampai mengakibatkan mereka putus asa meninggalkan amal pebuatan dan menumpas harapan untuk mendapatkan ampunan. sehingga hal ini menjadi sebab kemalasan untuk beramal dan menjadi pendorong untuk tenggelam kepada kemaksiatan. Karena hal yang demikian itu adalah putus asa dari rahmat Allah dan bukan khauf.
۞ Takut Kepada Allah Mempunyai Dua Bentuk
a. Khauf orang yang awam, ia terjadi kdengan asas iman kepadasorga dan neraka, atau keberadaan keduanya sebagai balasan bagi ketaatan dan kemaksiatan. Khauf ini menjadi lemah dengan sebab kelalaian dan lemahnya iman.
b. Khauf para Ulama`, Dalam hal ini adalah khauf yang tertinggi. Yaitu Allah menjadi yang ditakuti karena takut akan terhalang dari-Nya dan berharap kedekatan kepada-Nya . Allah swt berfirman;
Sesungguhnya orang yang takut kepada Allah diantara hamba-hamba-Nya hanyalah Ulama. (Q.s. Fatir: 28)
۞ Perbedaan Khouf Dan Khosyah
a. Khosyah, adalah rasa takut yang di timbulkan dari rasa keagungan tentang apa yang ia takutkan, contoh takutnya para Ulama.
b. Khouf, yaitu perasaan khawatir yang sangat dibenci karena dilatar belakangi oleh indikasi-indikasi / balasan. Contoh manusia itu sselalu berharap dan takut dengan adzabnya.




DAFTAR PUSTAKA
۞ Ibnu `Asyur, Mohammad Tahir, Tafsir Tahrir wa Tanwir, Darul Suhun Linnasri wa tauzi`, Vol. 10
۞ Ahmad as-Sarbini, Mohammad Ibnu, Tafsir as-Sirojul Munir, Kairo:1285, Lebanon: Darul Thobiah al-`Amiroh al-Kaainah, Vol.I
۞ Al-Qur’an dan Terjemahnya, Madinah Al-Munawwarah : Maktabah al-Malik Fahd al-Wathiniyah
۞ Shaleh, Asbabun Nuzul, Bandung: CV. Penerbit Diponegoro,2002, Cet. 10
۞ al-Qarni. A`idh, Dr.Jagalah Allah Allah Menjagamu, Jakarta: Darul Haq, 2006, Cet. III
۞ Nasib ar-Rifa`I, Mohammad.Tafsir Ibnu Katsir, Jakarta: Gema Insani Press, 2000, Vol. III, Cet. II
۞ Al-Jauziyyah, Ibnu Qayyim, Tazkiyatu Nafs, Solo: Cv. Arafah Group, 2007
۞ Hawwa, Sa`id. Mensucikan Jiwa, Jakarta: Robbani Press, 2001, Cet. IV
۞ Abu fida Ismail bin Umar bin Katsir, Tafsir Qur`an Adzim, Damaskus, Darut Toyyibah, 1999, Vol. 8

Tidak ada komentar:

Posting Komentar